Saya
kehilangan seseorang saat ini. seorang teman, dan ia teman kesayangan.
Mungkin saya melakukan kesalahan, mungkin saya melakukan kekeliruan.
Namun ia melakukan keputusan yang ia ambil sendirian.
Pergi seperti ini, apakah sebuah jawaban? pergi seperti ini, apakah sebuah kebijaksanaan?
Tanpa
memberikan penjelasan, tanpa pula memberikan kesempatan untuk
memperbaiki keadaan. Sekeras inikah ia harus menghukum saya? Dengan
lekat – lekat ia tempelkan di kening saya tanda betapa saya telah gagal
menjadi temannya.
Teman kesayangan selalu sulit untuk
dilepaskan, teman kesayangan selalu berat untuk dihapuskan. Bagaimana
dengan janjinya untuk saling menjaga dan menyemangati? bagaimana dengan
janjinya untuk saling mendorong untuk sama2 meraih mimpi? bagaimana
semua kata2 itu ia langgar sendiri? dengan pergi, meninggalkan saya
dengan segenap rasa bersalah ini.
Ia pergi dengan segala
kebisuannya, ia bagai tumbuhan rumput malu yang menutup dikala disentuh,
ia menggulung dirinya sendiri. Entah untuk melindungi dirinya sendiri,
entah untuk menyakiti saya, entah mungkin ia berpikir dengan begitu ia
tidak akan lagi menyakiti saya dengan kekecewaan yang mungkin terjadi.
ia tidak pernah membiarkan saya tahu yang mana motifnya.
Ingin
menggugat, agar ia tahu saya keberatan dengan caranya mengambil
keputusan. Ingin menggugat, agar ia tahu dengan seperti ini ia benar –
benar mengecewakan. Ingin menggugat, agar ia tahu dengan seperti ini ia
benar – benar menyakiti saya.
Bisakah saya meminta banding atas
keputusannya? keputusannya untuk pergi dalam kebisuan. Saya memiliki
janji, janji untuk menjadi teman, sahabat yang ia butuhkan. Saya
memiliki janji, janji untuk menyemangatinya meraih segala mimpi. Saya
memiliki janji, janji untuk menjadi seseorang yang mungkin saja belum
pernah ada untuknya.
Apa yang ada di dalam pikirannya dengan
berlaku seperti ini? apakah ia tidak memikirkan segala isi pikiran saya?
tidakkah ia mendengar apa yang menjadi pemikiran saya? tidakkah ia
mendengar betapa saya menyesal sudah membuatnya kesal.
Saya tau ia tidak suka dihakimi
saya tau ia tidak suka dicurigai
saya tau ia tidak suka terkena prasangka
apa semua pantangan darinya saya langgar? apa saya benar – benar membuatnya kehilangan kepercayaan pada diri saya?
sungguh berharap ia akan baik – baik saja
sungguh berharap ia tidak merasa sendirian
sungguh berharap tidak menjadikan ini bebannya
saya
berharap segala hal baik terjadi padanya, saya berharap semua mimpi
yang kami bagi dapat ia raih. Sekalipun saya tidak berada disana
menyaksikan semua itu, namun saya pastikan saya pastikan saya akan
tersenyum kala saya mendengar kabarnya.
sungguh, ia teman
kesayangan saya. saya pun pernah menjadi teman kesayangannya. Dan ia
kini berusaha menghapus semua itu dengan caranya sendiri. Dan saya ingin
berbisik kepadanya, betapa ia tidak dapat tergantikan siapapun.
saya telah kehilangan…